Sudan, Yaum-2

Alhamdulillah, hari berlanjut pada tanggal 19 Desember 2018, saya dan Ustadz Imam Warmansyah dijemput oleh asisten rektor yang bernama Ja’far sekitar pukul jam 8 pagi. Kami keluar dari penginapan dan disambut dengan angin yang sangat dingin karena di sudan sedang memasuki puncaknya musim dingin yang akan berjalan pertengahan Januari. Kemudian, Ja’far mengajak kami untuk menikmati teh hangat di depan penginapan sebelum pergi ke asrama lokasi mahasiswi tinggal.

Setelah selesai ,kami menuju penginapan mahasiswi kelas internasional berjumlah 6 orang yang memakan waktu sekitar 1 jam karena harus menyusuri jalan dari kota Khartoum ke kota Omdurman. Sepanjang perjalanan, kami diceritakan oleh ja’far bahwa kota Khartoum dan Omdurman berada di antara dua sungai Nil, yakni sungai Nil Azroq (biru) dan sungai Nil Abyad (putih).

Setelah itu, sampailah kami di sebuah rumah besar yang membuat saya dan pak Imam terkejut, betapa Mereka sangat memuliakan tamu mereka, walaupun disisi lain kita tahu bahwa Sudan pada tahun 2018 ini sedang dalam masa paceklik. Namun, mereka tetap memfasilitasi kami dengan sangat baik, bahkan kami mendapati satu pemandangan di seberang penginapan cewek ada banyak warga lokal yang mengantri hanya untuk mendapatkan sebuah roti. Ini yang akan membuat kami selalu ingat tentang sudan suatu hari nanti.

Setelah semua berada di mobil, kami diajak mampir ke kampus khusus wanita karena lokasinya lebih dari tempat penginapan mahasiswi. Di sudan, sistem yamg sangat berbeda mengharuskan kampus laki-laki dan perempuan dipisah sangat jauh. Setelah itu, kami berkeliling kampus perempuan tanpa keluar dari mobil dan melanjutkan perjalanan. Entah mau dibawa kemana kami pun tidak tahu, kemudian kami berhenti di pinggir jalan dengan sebuah pintu yang bertuliskan *Kuliyyatu al-lughoh Al-Arobiyyah_**. Rupanya kami langsung diajak bertemu dengan salah satu Dekan Fakultas bahasa Arab Universitas Omdurman, sungguh kebahagiaan bagi kami atas itu.  Kami berbincang panjang akan apa yang dipersiapkan dan apa yang akan dipelajari sehingga kegiatan kami disini sangat bermanfaat agar lelah kami dalam perjalanan terbayarkan oleh hasil dan proses yang penuh kerja keras.

Setelah berbincangan panjang dengan dekan Fakultas bahasa Arab, kami diajak ngobrol oleh salah satu dosen yang pernah berkunjung kampus UIN Malang, bahkan disini banyak sekali orang-orang atau dosen dan pakar yang lebih mengenal tanah jawa dibandingkan tanah Sumatra, maka kami Sebagai Duta Budaya Indonesia langsung mengenalkan bahwa Indonesia tidak hanya Jawa, bahkan Sumatra pun bisa dikenal oleh dunia luar, khususnya Palembang yang mampu mensuksekan acara sekaliber Asian Games tahun ini.

Kemudian kami diarahkan langsung oleh salah satu dosen yang mengajar mata kuliah *_Ta’lim Al-lughoh Al-Arobiyyah_* yang kami kenal dengan nama Ustadz Hindi yang agak sedikit mirip dengan Will smith nya Hollywood. Dan kami kembali menuju kampus wanita dan berkunjung ke dekan Fakultas bahasa Arab perwakilan wanita dan akhirnya mengenal 3 doktor sekaligus, yakni doktor Maryam, doktor Muniroh, dan dekan pengganti yaitu doktor Intishor.

Proffesor Hindi mengatakan kepada kami bahwa kami akan dibawa ke salah satu gedung menteri pendidikan di kota sudan untuk menghadiri acara perayaan hari bahasa Arab internasional sedunia. Kami sangat merasa terhormat bisa menghadiri acara sebesar itu bahkan ini baru terjadi pertama kali selama kami menjadi bagian dari bahasa Arab. Bahkan orang non akademis pun datang ke tempat itu yang sempat kami ajak ngobrol “saya bukan pengajar ataupun dosen dalam bidang bahasa arab, tapi karena saya cinta dengan bahasa arab akhirnya saya sempatkan hadir untuk menghadiri acara ini” Ujar beliau.

Tags: No tags

Comments are closed.