Laporan Perjalanan ke Sudan H-1

Mengambil Hikmah

Kuala Lumpur, 17 Desember 2018

Kejadian yang dialami mahasiswa kelas Internasional Bahasa dan sastra Arab sungguh lucu. Kami memutuskan untuk terbang ke Sudan melalui Kuala Lumpur untuk tanggal penerbangan 17 Desember 2018, Namun kejadian tak diduga mengalami kami, kurangnya komunikasi kami dengan pihak Travel akhirnya berujung pada kesalahan pemesanan tanggal tiket yang semula harusnya pada tanggal 17 desember kemudian dipesan lebih cepat pada 1 hari sebelumnya yaitu 16 desember.

Tapi, Alhamdulillah kejadian ini malah menjadi berkah bagi kami, 1 hari itu malah kami manfaatkan untuk berkunjung ke salah satu kampus yang dikenal dengan Internasional Islamic University of Malaysia (IIUM). Dimulai dari malam hari sebelum berangkat ke IIUM, kami menghubungi salah satu dosen dari jurusan Bahasa dan Sastra Arab yang kebetulan adiknya sedang melanjutkan studi master di departemen alquran dan sunnah.

Rencana awal adalah mengunjungi jurusan bahasa Arab atau Sastra Arab dan ilmu yang berkaitan dengan keduanya. Tapi setelah sampai disalah satu ruangan, kami disuguhkan dengan kertas bertuliskan Departemen Bahasa dan Sastra arab.

Pihak sana pun bingung dengan kedatangan kami yang menjadi tamu mendadak bagi mereka, sehingga mereka kelihatan bingung harus menhubungi siapa, karena pada waktu itu kampus sedang dalam masa ujian, dan kepala jurusan dan staf-stafnya sedang tidak berada di tempat. Akhirnya, ada salah satu ketua perhimpunan jurusan atau di UIN Radenfatah Palembang dikenal dengan istilah Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Tak lama kemudian mereka dibawa ke salah satu ruangan bertuliskan AL-MARKAZ AL-AL-ARABI Research and Consultancy.

Kemudian kami disuguhkan dengan buku-buku berbau research dari berbagai pakar dalam bidang Linguistik arab maupun Sastra Arab. Setelah HMJ mengajak kami masuk ke ruangan dengan banyak foto-foto yang mereka adalah para ketua pakar pusat research bahasa arab di tiap periode, kemudian setelah berbincang lama dengan HMJ tentang sejarah ruangan itu, tiba-tiba masuklah seseorang yang wajahnya ada di salah satu foto ketua pakar yakni ketua yang kedua. Kami merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan salah satu pakar yang karyanya sudah banyak dan kebetulan berasal dari sudan yaitu Prof. Nashruddin Ibrahim Ahmad Husain.

Kemudian banyak hal yang kami diskusikan yang asal mulanya menjelaskan kenapa harus bahasa arab sampai perbincangan bagaimana menjalin silaturahmi antar kampus atau antar sesama jurusan bahasa dan sastra arab baik dari kegiatan pertukaran mahasiswa bahkan pertukaran dosen-dosennya.

Dan terakhir beliau berpesan “jangan pernah takut berbicara bahasa Arab, karena kalau salah, yah memang kita bukan orang Arab. Bahkan orang Arab pun bisa salah dalam berbicara. Jangan dulu memikirkan nahwu atau kaidah, yang penting adalah membiasakan diri dengan bahasa Arab” ujar beliau.

Kami tidak menyangka hari itu bakal bertemu dengan orang sekelas profesor, yang awalnya hanya berniat untuk berkunjung dan bersilaturahim bahkan belum membuat perjanjian sedikit pun dengan pihak sana. Tapi Allah maha baik, tak perlu ada janji jikalau Allah sudah menghendaki. Prof Nashruddin menambahkan “Tak perlu ada janji-janji untuk membicarakan tentang bahasa Arab” tambah beliau. Terakhir kami diberikan bingkisan berupa buku-buku ilmiah berbahasa Arab dan kenangan tak terbayarkan oleh apapun.

Terimakasih kasih, Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh./FK, FQ 

 

  

Tags: No tags

Comments are closed.