Seminar Nasional dan Buka Bersama Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah bekerjasama dengan Iran Corner menyelenggarakan seminar Nasional yang bertajuk “Konsep Islam Rahmatan lil ‘Alamin dalam Perspektif Imam Khomeini dan Abdurrahman Wahid” pada Senin, 12 Juni 2017. Kegiatan yang diselenggarakan di Academik Centre UIN Raden Fatah ini dimulai pada pukul 16.00 dan diakhiri dengan berbuka bersama oleh para peserta seminar. Kegiatan seminar juga diselengi dengan penampilan “Trimuka Band”, sebuah kelompok seni mahasiswa fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah.

Seminar nasional tersebut dibuka langsung oleh Rektor UIN Raden Fatah, Prof. H.M. Sirozi, M.A., Ph.D. dalam kata sambutannya, Rektor mengatakan bahwa pemikiran kedua tokoh dunia tersebut –Imam Khomeini dan Abdurrahman Wahid- telah menginspirasi umat Islam untuk hidup lebih toleran dan lebih mementingkan persatuan. Tentu saja memahami dan menggali lebih lanjut secara akademis kedua intelektual muslim sangat urgen mengingat dunia Islam yang semakin tercabik-cabik oleh peperangan. Uniknya, peperangan ini sering dilandasi oleh ideologi-ideologi agama yang sempit.

Bertindak sebagai narasumber dalam seminar tersebut adalah: Prof. Zulkifli, M.A. (ahli Syi’ah dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Dr. Nor Huda Ali, M.Ag., M.A. (akademisi UIN Raden Fatah, Palembang), dan Dr. Abdolreza Seifi, M.A. (dari atase kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta). Acara diskusi dipandu oleh Dr. Yazwardi, M.Ag., yang bertindak sebagai moderator.

Dalam paparannya, Nor Huda Ali, mengatakan bahwa konsep rahmatan lil ‘alamin K.H. Abudrrahman Wahid (1940 – 2009) -atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur- dapat dilihat dalam isu-isu yang dilontarkan, seperti: toleransi agama dan pribumisasi Islam. Pribumisasi Islam sebuah upaya Gus Dur untuk menggali kembali ajaran-ajaran Islam yang universal. Misalnya, ajaran Islam mempunyai kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang dibuktikan dengan memberikan perlindungan kepada masyarakat dari kezaliman dan kesewenang-wenangan. Dengan cara demikian, Islam menjadi agama yang inklusif dan terbuka dengan berbagai kemungkinan perkembangan zaman.

Sementara itu, Dr. Abdolreza Seifi, M.A. menyoroti peran penting Ruhullah Musavi Khomeini (1902 – 1989), sering disebut Ayatullah Ruhullah Khomeini atau Imam Khomeini saja, dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Sebelumnya, juga diulas tentang kehidupan Sang Imam yang sangat sederhana, dermawan, dan peduli dengan persoalan-persoalan umat Islam. Menurut Ayatullah Khomeini Islam tidak sekedar berfungsi sebagai etika masyarakat, tetapi juga sebagai agama politik. Karena itu, diperlukan sebuah Negara Islam dengan faqih atau ulama sebagai sebagai pemegang kekuasaan untuk mewujudkan pesan-pesan Islam tersebut. Pemikiran Ayatullah Khomeini tentang pemerintahan Islam dikenal dengan konsep Wilayatul Faqih, yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh orang yang mengetahui semua aturan- aturan Allah SWT.

“Ada perbedaan mendasar antara pemikiran Imam Khomeini dengan Gus Dur”, demikian menurut analisis Prof. Zulkifli. Berbeda dengan Khomeini yang mengaitkan Islam dengan politik, Abdurrahman Wahid secara tegas menolak agama sebagai ideologi Negara. Semestinya, Islam lebih diimplementasikan sebagai sebuah etika sosial atau sistem nilai moral yang berarti Islam sebagai komplementer dalam kehidupan negara. Menurut Abdurrahman Wahid bahwa negara dan agama tidak dapat disatukan, karena fungsi agama dalam negara sebagai etika sosial. Pandangan Abdurrahman Wahid ini bersandar pada khazanah intelektual Sunni yang mengikuti paham ahlussunnah wal jama’ah Keduanya sama sama berpendapat bahwa keberadaan negara harus menjamin adanya keadilan dan persamaan kedudukan tanpa merugikan pihak lain terutama kalangan minoritas bawah. Karena itu, demikian menurut Prof. Zul, rahmatan lil ‘alamin merupakan sebuah konsep yang “dperebutkan” oleh berbagai kelompok umat Islam. Masing-masing mempunyai tafsirnya sendiri tehadap konsep tersebut. (Hye-Admin)

Tags: No tags

Comments are closed.