FAHUM HEBATPalembang, 6 Desember 2024 – Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Pondok Pesantren Putri Muqimus Sunnah hari ini. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan praktik nyata dalam kehidupan masyarakat.
Kali ini, PKM diisi dengan materi tentang bentuk-bentuk syair dan nazham Arab. Dosen BSA, Merry Choironi, M.Ag, menjelaskan bahwa meskipun syair dan nazham berbeda dalam hal materi—di mana syair merupakan ungkapan perasaan penyair dan nazham adalah hasil pemikiran yang berisi informasi ilmu pengetahuan—keduanya memiliki kesamaan, yakni menggunakan bahr (pola puisi Arab). Untuk memahami lebih dalam tentang bahr, penting untuk mempelajari Ilmu Arudh dan Qowafi.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Dekan II Fakultas Adab dan Humaniora, Dolla Sobari, M.A., dan dihadiri oleh Kaprodi BSA, Dalilan, M.Hum, serta Sekprodi BSA, Faqihul Anam, M.Hum. Dosen Prodi BSA yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain Dr. Muhammad Walidin, M.A., Merry Choironi, M.Ag, dan Isnaini Rahmawati, M.Hum, serta empat mahasiswi BSA: Nayla Husna Faidah, Bella, Fitra Oryza, dan Jehan Celilia Azzahra.
Dalam sambutannya, Ustazah Siti Zuraidah, S.Pd.I., Gr, selaku Kepala Wustho, mengungkapkan bahwa Yayasan Muqimus Sunnah tengah menggarap proyek pembangunan pondok pesantren bagi para lansia.
Antusiasme santri terlihat jelas saat mengikuti kegiatan ini, terutama dengan penggunaan kitab yang sudah familiar bagi mereka, seperti Aqidatul Awwam dan sholawat-sholawat sehari-hari yang sering dilantunkan, menjadi objek penerapan ilmu Arudh dan Qowafi.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.30 ini ditutup dengan sesi foto bersama serta yel-yel semangat, “BSA BISA!” dan yel-yel dari santri Muqimus Sunnah: “Jayyid, Jayyid, Jayyid, Mumtaz!”
Dengan kegiatan ini, diharapkan pemahaman dan kecintaan santri terhadap sastra Arab semakin meningkat, sekaligus mendukung program pendidikan di Pondok Pesantren Putri Muqimus Sunnah. (Mch)