Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah yang bergelar Doktor, kini bertambah satu lagi. Hal ini berkaitan dengan selesainya Dr. Nyimas Umi Kalsum, M.Hum., dalam mempertahankan disertasinya di hadapan Dewan Penguji Promosi Doktor di Program Pascasarjana UIN Raden Fatah pada Jum’at, 23 September 2016. Dewan Penguji Promosi terbuka itu terdiri atas: Prof. Edwin (Kohl University, Jerman), Prof. Jalaluddin (UIN Raden Fatah), Prof. Abdurrahman, M.A. (UIN Walisongo, Semarang), dan Prof. Hatamarrasyid, M.Ag. (IAIN Bangka). Adapun Prof. Titik Pujiastuti, M.A. (UI Jakarta) dan Prof. H.J. Suyuthi Pulungan, M.A. (UIN Raden Fatah) bertindak sebagai Promotor dan Co-Promotor. Sidang Promosi Doktor dipimpin langsung oleh Rektor UIN Raden Fatah, Prof. H.M. Sirozi, M.A., dengan sekretaris ujian Dr. Abdurrahmansyah, M.Ag. (Senin, 2016-09-26)
Dr. Umi Kalsum, M.Hum., berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Budaya Beratib di Palembang: Studi Kasus Naskah Lama Ratib Saman di Masa Kini”. Disertasi filologis ini bermaksud untuk memberi wawasan dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Ratib Saman di Palembang. Selain itu, penelitian ini merupakan salah satu bentuk upaya pelestarian teks lama dengan tidak membiarkan pusaka warisan budaya bangsa tersebut musnah ditelan waktu, dengan melakukan penyuntingan teks Ratib Saman, sehingga dapat memberikan pemahaman mengenai kandungan isinya.
Menurut promovenda, naskah Ratib Saman ini banyak ragamanya. Varian teks Ratib Saman Palembang terjadi akibat penyalinan naskah ketika penyalinan naskah itu dilakukan: mungkin pencahayaan yang kurang, kurangnya pengetahuan akan bahasa penyalin, atau bahkan si penyalin lupa sampai dan dari mana dia menlanjutkan salinannya.
Adapun yang dijadikan bahan analisis dalam kajian ini adalah versi naskah Ratib Saman Palembang yang berjudul Silsilah dan Tawassul. Perbedaan atas varian dan versi yang terjadi atas kasus naskah lama Ratib Saman Palembang merupakan bagian dari bentuk kreativitas dari penyalin sebagai masyarakat penerimanya. Menurut peneliti, bentuk varian naskah lama Ratib Saman Palembang terjadi bukan karena adanya perbedaan dalam bacaan ataupun bukan maksud untuk menyimpang dari penyalin sebelumnya, namun dianggap sebagai bentuk respon masyarakat penerimanya.
Ratib Saman di masa kini, demikian menurut analisis peneliti, muncul dalam bentuk buku kecil untuk pegangan para jama’ah. Buku kecil ini disadur dari naskah lama Ratib Saman Palembang “Urwat al-Wutsqa” dan “Silsilah dan Tasawuf” oleh mursyid yang diciptakan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Karena itu, Ratib Saman sekarang yang berbentuk buku kecil itu merupakan reproduksi dari naskah lama sebelumnya. Inilah beberapa hasil temuan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Nyimas Umi Kalsum, M.Hum.
Dr. Nyimas Umi Kalsum, M.Hum. merupakan doktor bidang Filologi pertama yang dihasilkan oleh Program Program Pascasarjana UIN Raden Fatah. Dia juga doktor dalam bidang yang sama di Fakultas Adab dan Humaniora. Dengan demikian, ini adalah modal utama untuk memperkuat kajian-kajian di bidang Kebudayaan Melayu Islam di Fakultas Adab dan Humaniora yang mendukung UIN Raden Fatah sebagai Pusat Kajian Kebudayaan Islam Melayu di Indonesia.
Pada kesempatan ini civitas akademika mengucapkan “Selamat atas Diraihnya Gelar Doktor Kebudayaan Melayu Islam kepada Dr. Nyimas Umi Kalsum, M.Hum. Semoga ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat bagi pembangunan kemanusiaan secara luas di Tanah Air kita”. Amin!