Jumat, 2017-04-21
Rabu, 19 April 2017, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah bekerja sama dengan Iran Corner mengadakan seminar nasional dengan tajuk: “Geopolitik Timur Tengah: Islam dan Isu-isu Ekstremisme di Timur Tengah”. Acara yang berlangsung di aula fakultas setempat ini menghadirkan narasumber: Dr. Dina Y. Sulaiman, M.A. Direktur ICMES, Jakarta) dan Syifa Amin Widigdo, Ph.D. (Pengamat Timur Tengah dan alumni Indiana University, Amerika Serikat). Seminar ini dibuka oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah, Nor Huda Ali, dan dihadiri oleh pimpinan fakultas lainnya.
Kegiatan seminar tersebut mendapat apresiasi yang besar dari pimpinan fakultas. Dalam kata sambutannya, dekan mengatakan bahwa seminar ini merupakan momentum yang sangat tepat dengan situasi perpolitikan di Timur Tengah saat ini. Ketegangan politik yang terjadi Suriah telah mendapat perhatian dari beberapa negara di dunia, seperti: Amerika Serikat, Rusia, dan Turki. Penggunaan senjata kimia dalam perang antara pasukan pemerintah Suriah dengan para pemberontak, ditambah lagi dengan pasukan ISIS menjadi isu yang sangat penting. Ketiga kelompok ini saling tuduh tentang penggunaan senjata kimia dalam perang segitiga tersebut, sehingga suasana semakin memanas. Karena itu, seminar ini sangat penting untuk diselenggarakan dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya.
Selanjutnya, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora mengatakan bahwa isu-isu di Timur Tengah patut ketahui oleh para peserta seminar, khususnya mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora dari program studi Politik Islam. Ini adalah lahan yang baik bagi program studi tersebut. Program studi Islam di perguruan tinggi di Indonesia masih terasa kurang. Ini berbanding terbalik dengan program studi Ilmu Politik atau Hubungan Internasional di mana hampir semua universitas di tanah air memiliki kedua program studi ini. Namun, lulusan dari Ilmu Politik atau Hubungan Internasional ini lebih banyak mengamati pada perkembangan politik di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Sebaliknya, situasi dan kondisi perpolitikan di Timur Tengah, yang umumnya beragama Islam, kurang mendapat perhatian yang cukup. Hal ini menjadi peluang yang besar bagi alumni Politik Islam Fakultas Adab dan Humaniora.
Meskipun demikian, dekan mengingatkan, untuk menjadi pengamat dan peneliti yang profesional tentang negara-negara di Timur Tengah mahasiswa harus memperkuat dirinya dengan kemampuan bahasa asing yang baik. Kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggris yang yang telah disajikan dalam perkuliahan harus ditingkatkan kualitasnya. Mahasiswa juga dapat menambah atau meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa asing bisa di luar kampus. Selain itu, penguatan kurikulum program studi Politik Islam harus dilakukan untuk mengisi peluang tersebut. Apalagi program studi Politik Islam ini sudah melakukan proses assesmen dari Badan Akreditasi Perguruan Tinggi, sehingga program studi ini mempunyai kekuatan legal formal.
Di dalam makalahnya, Dina Y. Sulaiman –yang pernah kuliah di Iran- memaparkan bahwa isu-isu yang berkembang di Timur Tengah telah mendapatkan perhatian yang serius dari dunia internasional. Namun, pandangan dunia internasional terhadap isu-isu yang berkembang di Timur Tengah cukup beragam atau variatif. Tentu saja pandanga ini dipengaruhi oleh kepentingan politik atau ekonomi dari masing-masing negara yang bersangkutan.
Sementara itu, Syifa Amin Widigdo mengamati isu-isu yang berkembang di Timur Tengah dari sudut pandang Amerika Serikat. Dalam pengamatannya, Widigdo menyatakan bahwa kebijakan politik Amerika Serikat terhadap Timur Tengah ke depan adalah unpredictable, terutama setelah Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat. Karena itu, adalah sangat sulit untuk menentukan bagaimana sikap Amerika Serikat terhadap isu-isu politik di Timur Tengah. Apalagi Amerika Serikat pada saat ini disibukkan dengan senjata nuklir yang dikembangkan oleh Korea Utara, sehingga mengancam akan menyerang negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu.
Seminar tersebut diakhir dengan penandatangan “kesepakatan kesepahaman” (MoU) antara pihak Fakultas Adab dan Humaniora dengan pihak ICMES (International Center for Middle East Study). Penanda-tanganan kerja sama itu dilakukan oleh Nor Huda Ali, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, dan Direktur ICMES, Dina Y. Sulaiman. Penandatangan kerja sama itu juga disaksikan oleh para pimpinan fakultas, Ketua Iran Corner –Kiki Mikail, serta para peserta seminar. Dengan adanya MoU ini diharapkan dapat memperkuat Fakultas Adab dan Humaniora ke depan dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang kompetitif. (Admin)