Sisi Lain Pelukis Nyanyian Rawa

[:id]

HUMAS-FAHUM,- Pameran seni rupa yang memamerkan karya-karya 4 orang pelukis muda Palembang, di gelar di Taman Budaya Sriwijaya Jakabaring dengan tema “Nyanyian Rawa”, sejak tanggal 5-13 Oktober 2018, minggu (7/10/18).

Berikut ini biodata singkat ke-empat pelukis muda yang memamerkan karya-karyanya: Pertama, Angga Ferdiansyah, lahir di Desa Tarate SP. Padang/8 Februari 1996, mahasiswa FAHUM UINRF Palembang. Kedua, Yoga Ary, guru honorer, lahir di Palembang/29 Maret 1993. Ketiga, Kemas Romeo, berdarah Palembang asli, lahir pada tanggal 15 Nopember 1994, aktif sebagai relawan rumah belajar kampung kapitan, dan anggota Komunitas berani bergerak bidang Pariwisata. Keempat, I Gede Kung Ong, putra Kelahiran Nusa Bali tanggal 7 Maret 1994, adalah mahasiswa Prodi Sendratasik Universitas PGRI Palembang.

Salah satu pelukis yang sempat diwawancarai oleh Admin Web FAHUM UINRF, adalah Angga Febriansyah pelukis yang masih berstatus Mahasiswa di Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM) UIN Raden Fatah Palembang, mengatakan bahwa pada pameran ini ia memamerkan 5 karya lukis dengan judul; 1.Mata Pencaharian, 2.Kemana Aku Pergi, 3.Lapar, 4.Tempat Yang Hilang, dan 5.Tetes Kehidupan.

Menurut Angga, Ia sudah aktif dalam dunia lukis sejak SMP, sembari sekolah hobinya di dunia lukis terus digeluti, hingga masuk kuliah ke UIN Raden Fatah Palembang. Karena kebutuhan ekonomi sejak semester 1 tahun 2014 mencoba beralih ke lukis sketsa wajah.
“karena kebutuhan ekonomi dan biaya perkuliahan di Palembang saya mencoba jual jasa lukis sketsa wajah di Palembang,” ujar Angga kelahiran Desa Tarate SP. Padang.

Setelah beberapa tahun menggeluti dunia lukis Angga mencoba untuk beralih ke aliran surealist.
“Sejak tahun 2016, tepatnya pada semester V karena sangat mengidolakan Salvador Dali (Pelukis Spanyol) dan Amri Yahya (Pelukis Nasional Asal Sunmatera Selatan saya mulai memperdalam aliran surealist” ujarnya dengan ramah.

Masih menurut Angga saat ini saya sedang fokus menulis skripsi dan duduk di semester akhir, dan tetap bekarya di sanggar Sastra Mataya besutan Sigit Blabur.

Kelima lukisan yang dipamerkan ini bercerita tentang kondisi rawa di Palembang, yang mulai tergerus oleh pembangunan, sehingga diwujudkannya dalam karya lukis. Ia pun pernah mewakili UINRF mengikuti Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) di Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2016. (ARI/KB)

Galeri Foto :

[:]
Tags: No tags

Comments are closed.