Kiki Mikail: Dosen FAHUM-UINRF Jadi Narasumber Dialog Kebangsaan di Iran

[:id]

HUMAS-FAHUM,–Kedutaan Besar Republik Ondonesia (KBRI) Tehran bekerjasama dengan Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran, dan Himpunan Pelajar Indonesia (HPI) Iran serta Gusdurian Tehran Gelar Dialog Kebangsaan di Tehran, Jumat (28/9).

menghadirkan narasumber dari berbagai akademisi dan jurnalis dengan tema masa depan demokrasi Indonesia dan tantangan zaman.  Hadir sebagai narasumber dalam Dialog Kebangsaan tersebut antara lain; Prof Syaatuna dari UIN Yogyakarta, Dr. Hojjaatollah Ibrahimian dari Universitas Mazoheb Islami, Oktaviano Alimuddin Selaku Duta Besar RI untuk Iran dan Turkmenistan, Furkon Hidayat dari jurnalis Iran, Muhammad Maruf kandidat Doktor Almustofa internasional University serta Kiki Mikail Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah (FAHUM-UINRF) Palembang.

Kegiatan diselenggarakan di Universitas Mazaheb Islami pada hari Jumat (28/9) Antusia peserta yang hadir diantaranya dari mahasiswa dari berbagai negara terufama para Anghota IPI dan HPI Iran ditambah utusan Masyarakat Diaspora Indonesia. Kiki Mikail, M.A. dalam paparannya menyampaikan bahwa fenomena santri dan ponpes menjelang pileg dan pilpres 2019 semakin menarik. Tidak hanya dari sudut pandang keagamaan, pondok pesantren juga sangat menarik jika dibahas dari sudut pandang politik. Menurutnya istilah santri akhir akhir ini menjadi trending topik setelah sebelumnya muncul istilah Santri milenial. “Kekuatan santri juga menjadi bergaining tersendiri bagi kedua pasangan calon presiden.  “Istilah santri jangan hanya muncul dipermukaan dalam rangka untuk kampanye. Tetapi, jiwa santri selayaknya menjadi perilaku politik dan teladan yang baik bagi masyarakat”, ungkap Kiki Mikail salah satu dosen Politik Islam FAHUM UINRF.

Masih menurut Kiki Mikail menjelang pilpres 2019, kehadiran pesantren dalam dunia politik, menurutnya harus menjadi panutan yang baik dalam setiap pengambilan kebijakan dan perilaku politik. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, harus menjadi pelajaran yang penting bagi politisi untuk menjiwai “santri” ketika dia diamanahi oleh rakyat untuk menjadi pemimpin. (ARI/KB)

[:]
Tags: No tags

Comments are closed.