Fakultas Adab dan Humaniora Gelar Seminar Internasional

[:id]

HUMAS-FAHUM,– Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM) UIN Raden Fatah Palembang, beberapa hari yang lalu (6/9/18) Gelar Seminar Internasional dengan tema “Peran media dalam peradaban kontemporer”, Aula FAHUM,
Sabtu (8/9/18).

Kegiatan Seminar internasional ini dihadiri oleh dua pakar Peradaban dari negeri Persia (Iran) yakni: Reza Shaberi, Ph.D dan Majid Ghorbanali Doubi, PhD (akademisi dari university of Islamic denominations Iran). Dalam paparannya, Shaberi menyebut bahwa hampir 70 persen pemberitaan dunia dimonopoli oleh barat, sehingga mengakibatkan wajah Islam tidak tampil seutuhnya. Oleh karena itu, “Negara dan masyarakat muslim harus giat dalam media dan berkolaborasi dengan media media dunia, khususnya media Islamic countries” ungkapnya dalam seminar.

Masih menurut Shaberi Dunia akan faham makna Islam sejati seperti yg tertera didalam kitab suci umat Islam. “Dengan media, tidak ada lagi batasan ruang dan waktu antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya” lanjut shaberi.

Sedangkan menurut doulabi, perang yang terjadi dari perang dunia pertama hingga hingga perang yang terjadi di Irak, semuanya tidak menampilkan wajah Islam, “Dalam perang Irak-Iran dekade 80-an, bukanlah perang Islam, melainkan perang yang diakibatkan karena kepentingan politik” ujar Doulabi.

Didalam ajarana Islam menurut Doulabi, banyak syarat dan perilaku yang masih dijaga didalam Perang, termasuk melindungi kaum perempuan dan anak2, masyarakat sipil, serta tidak menganiaya pihak yang dikalahkan. Hal ini berbanding terbalik dengan peperangan yang dilakukan dunia barat, yang sering melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan.

Pada kesimpulannya, kedua Narasumber diatasb menyatakan bahwa Peradaban yang sesungguhnya adalah yang merefleksikan nilai nilai kemanusiaan dan intelektualitas.

Masih menurut mereka manusia akan mencapai pada puncak peradaban yang tinggi. Namun semuanya akan bias apabila media hanya dimonopoli oleh pihak tertentu. Yang buruk menjadi baik dan yang baik tidak jarang menjadi buruk karena media internasional hanya dimonopoli oleh satu pihak. (KIKI/ARI/KB)

[:]
Tags: No tags

Comments are closed.